Selasa, 08 November 2011

Puisi Datin Suheila: Bianglala Kehidupan

Bianglala Kehidupan
Oleh Datin Suheila Asmara

Senja dipenghujung hari menjadi penutup cerita disiang terang
Mencoba menyambut malam dengan semburat jingganya
Karena bumi tak melulu terang
Hingga tiba waktunya bagi gelap tuk merasuk pelan
Jika siang adalah saat sang mentari bertahta
Maka malam adalah peraduan bintang-bintang dan mahligai sang bulan

Menatap pendaran jingga membuat seuntai puisi kehilangan maknanya
Menyaksikan kilaunya membuat seucap mantra kehilangan keajaibannya
Bagai mentari yang membawa bingkisan cerita ceria tuk dibawa pulang
Tapi ketika mendung menghalangi indahnya,
senja serupa kabut petang yang mencapai malam
Bagai arakan awan kelabu yang tangisnya hampir pecah oleh cerita sendu yang menggerogotinya dihari itu

Senja layaknya kehidupan
Tak selamanya senja selalu jingga
Ada kalanya kerumun mendung menghalangi semburatnya
Begitupun hidup, tak selamanya selalu tertawa
Adakalanya setitik air mata akan basahi kelopaknya
Dunia bukanlah roda hitam yang berputar seperti kata mereka
Karena dunia punya warna-warni yang senantiasa berganti seiring perputarannya
Indah memutari hari-hari, bagai bianglala.

Datin Suheila Asmara adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar